aktor sejarah



adalah suatu yang lucu bagi seorang muslim ketika belum mengenal sosok Abu Talhah, Solahudin Al-Ayyubi, Abdullah Rantisi serta para aktor-aktor sejarah lainnya secara dekat. bagaimana mereka menjalani kehidupan, seni pergaulan, sampai kala mereka menghadapi pedang musuh yang tinggal beberapa inci dari tubuh mereka. Atau barangkali saat ini kita tidak membutuhkan kehadiran jiwa-jiwa mereka? padahal dari dulu guru kita selalu mengingatkan bahwa hari ini adalah ulangan masa lalu kalau saja dahulu mereka berhasil melewati saat kritis dengan gemilang, kenapa kita tidak belajar dari manusia-manusia hebat tersebut? manusia yang dalam bahasa Chairil Anwar, “berselempang semangat yang tak bisa mati.”

dahulu kala Nabi menyibukkan diri dengan menyebarkan ajaran Tauhid disaat dunia berada dalam kondisi paling buruk. kemudian sahabat yang hidup setelah beliau melakukan pembersihan identitas ke-Islam-an muslimin dari kaum murtadin dan mereka yang belum diteguhkan hatinya dalam Islam. setelah itu Islam benar-benar mengangkat derajat manusia setinggi-tingginya dengan kemajuan diberbagai lini.

maka kelihatannya kita kembali harus menyaksikan bagaimana sejarah terulang. karena meskipun kita telah melewati fase-fase pembentukan kehidupan ideal, toh kenyataannya keadaan kita sekarang tidak lebih baik dari zaman Rasulullah. Bedanya sangat tipis. Kalau dulu berhala yang disembah terbuat dari batu, gandum, kayu, sekarang berhala-berhala tersebut tersusun atas kehormatan, angka-angka diatas kertas, serta popularitas. Dahulu penguasa yang lalim merampas hasil panen, pajak tanah, sekarang mereka memakan dana subsidi BBM, dan aliran bantuan untuk rakyat lainnya. seakan kebejatan pun mengikuti perkembangan zaman juga.

lantas dimana kita bisa menemukan kembali aktor-aktor sejarah masa lalu itu?Abu Talhah harus terlahir kembali, begitu pula dengan Salahudin Al-Ayyubi, Abdullah Rantisi! Para wanita negeri kita harus memaksa rahimnya untuk bekerja keras melahirkan para aktor-aktor sejarah tersebut! Ataukah tak lagi ada wanita yang mampu melahirkan mereka? Seperti wanita-wanita Arab yang tak lagi mampu melahirkan orang-orang hebat?

dimana pula andil orang-orang yang telah terlahir seperti kita ini? tunggu dulu, karena sejarah masih menyisakan untuk kita aktor yang lain, Kholid bin Walid. apakah dia terlahir sebagai pengikut Muhammad SAW? tidak! tapi proses kehidupanlah yang melahirkan jiwa kepahlawanannya!sekali lagi, proses kehidupan!

artinya setiap dari kita masih menyisakan sekian persen dari jatah kehidupan didunia ini untuk berproses. jika sudah begini, biarkan dulu proses yang ada, sambil sesekali diperhatikan. karena ada proses yang menguntungkan (mendatangkan akselerasi) dan justru ada proses yang malah memperlambat. bukankah masih disibukkan dengan pembacaan ulang atas otentitas agama Islam merupakan hal-hal yang memperlambat, juga dengan saling menaruh prasangka atas aktifitas saudara seiman. akan sangat bijak ketika kita juga meniru proses yang dilakukan Rasulullah ketika membina para sahabatnya.

kalau mau jadi aktor sejarah yang harus kita pikirkan adalah bagaimana menjadikan umat dan bangsa ini maju. merumuskan jalannya. bagaimana merajut potensi yang dimiliki umat. bukan sebaliknya. tapi kalaupun gagal, sepertinya apa yang disampaikan Chairil Anwar mewakili kita,
kami sudah coba apa yang kami bisa
tapi kerja belum selesai, belum apa-apa
kami sudah beri kami punya jiwa
kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti
kami cuma tulang-tulang berserakan
tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan


*dengan inspirasi karya-karya Anis Matta

Designed by Posicionamiento Web | Bloggerized by GosuBlogger