Agar Niatan Kebaikan Tak Terhenti Di Tengah Jalan




Sebuah acara yang terkemas sedemikian menariknya oleh pengelola stasiun televisi dengan harapan semuanya dapat tersampaikan dengan baik ternyata belum mampu dinikmati oleh tuna netra. Kalau boleh dibilang tidak kurang hal-hal yang dibutuhkan untuk menampilkan sebuah acara telah terpenuhi, bahkan ada juga yang sempat memberikan permak lebih, sekali lagi, supaya terlihat indah dan tersajikan dengan sempurna.

Begitu pula dengan Rasulullah, berapa banyak keputusan beliau yang kurang bisa dimengerti oleh para sahabat, tak jarang pula malah menimbulkan pertanyaan. Namun yang harus dipahami adalah kondisi pada saat itu memang tidak memungkinkan untuk duduk bersama, kemudian sharing permasalan, dan memang tidak semua penyelesaian masalah mewajibkan partisipasi semua pihak.

Kira-kira sepeti itulah yang terjadi dengan sebuah kebaikan, terkadang niat pelaku telah lurus, jalan yang dilaluinya pun tak bengkok, namun tidak jarang sebuah kebaikan bak gayung yang tak bersambut. Kalau sudah begini maka permasalahan bukan lagi terletak pada pelaku kebaikan, namun obyek kebaikan yang seharusnya harus melakukan banyak evaluasi.

Perlu dipahami bahwa "pembacaan" akan sebuah kebaikan bukanlah suatu hal mudah untuk dilakukan, terlebih kalau sudah berbicara perbedaan watak, sudut pandang, apalagi sebuah fikroh. Tapi akan mudah ketika masing-masing pihak berfikir tentang sisi positif-negatif akan suatu hal, prioritas dalam berbuat, dan kemaslahatan bersama.

Oleh karenanya, sering kali membaca kebaikan lebih sulit daripada menkomunikasikannya. Meskipun demikian, usaha untuk meningkatkan kualitas masing-masing harus senantiasa digalakkan. Agar suatu ketika sebuah niatan kebaikan tak terhenti di tengah jalan.

0 komentar:

Designed by Posicionamiento Web | Bloggerized by GosuBlogger