Belajar dari Keita


Ada yang menarik ketika saya menyaksikan pertandingan salah satu klub kuat di Eropa, Barcelona FC ketika melawan Lyon dalam kompetisi Liga Champion 2009.

Setelah hanya mampu bermain imbang pada pertemuan pertama di Perancis, kandang Lyon, kedua kesebelasan sama-sama tampil ngotot. Pun Barcelona yang bertindak sebagai tuan rumah tentu tidak mau malu di depan suporter fanatiknya. Lagipula mereka mengincar gelar Jawara Eropa juga selain menjadi Raja dikompetisi domestik.

Sejak menit pertama, para pemain terbaik Barcelona kesebelasan langsung diturunkan. Maka kita melihat Lionel Messi, Samuel Eto'o, Xavi, Henry, Iniesta dan Puyol. Sangat terkesan ingin menang. Hasilnya? jangan ditanya lagi.......Pasaukan Catalan itu sukses mencetak lima gol sementara Lyon hanya mampu mencuri dua gol.

Striker Thierry Henry membuka dua gol awal Barca pada menit ke-25 dan 27. Lionel Messi dan Samuel Eto'o memperbesar keunggulan Barca berkat gol pada menit ke-40 dan 43. Jean Makoun mencetak memperkecil ketertinggalan Lyon menjadi 4-1 pada menit ke-44.

Juara Liga Prancis itu sempat mengejutkan Barca melalui gol Juninho pada menit ke-48 sehingga merubah kedudukan menjadi 2-4. Barcelona akhirnya menutup pesta gol dengan melalui Seydou Keita pada masa injury time. Barca alhirnya menang telak 5-2. Hasil ini membuat Barcelona lolos ke babak selanjutnya dengan aggregat gol 6-3.

-**-

Ada pemandangan menarik yang berhasil saya tangkap pada pertandingan itu. Suatu kondisi dimana seorang pemeluk agama dengan setia mengamalkan ajaran agamanya.

Adalah Bojan Krkic yang menjadi pemain pengganti, masuk lapangan sambil melakukan ritual kebanyakan pemain kristiani lainnya. Menjulurkan tangan ketanah, kemudian menyentuhkannya di jidat, dada sebelah kanan dan kiri. Saya yakin, umat kristianai dimanapun berada akan senang dengan gerakan tersebut.

Seolah tidak mau ketinggalan, Seydou Keita, gelandang Barcelona, pun melakukan ritualnya setelah berhasil menaklukan kiper Lyon dan menceploskan bola ke gawang. Ia berlari kemudian berhenti lantas SUJUD! Luar biasa! Kontan gemuruh tepuk tangan dan sorak sorai kegirangan pun membahana di aula televisi kampus saya. Ya, saya sebagai seorang muslim, juga temen-teman yang saat itu menyaksikan kejadian itu, sangat terharu. Tak terasa butiran air mata pun menetes di pipi. "Keita kau hebat!", batin saya.

Kalau mereka saja, muslim-muslim yang lain, mampu memberikan warna Islam di lingkungan mereka, mengapa kita tidak melakukan hal yang sama? Lihatlah, bahkan Islam ada di lapangan sepakbola!
Keita mengajari kita untuk "tegar" dan percaya diri dengan identitas ke-Islam-an kita. Di saat saudara kita yang lain malu untuk mengatakan "saya seorang muslim". Keita mengajari kita sebuah kaedah, "nakhtalithu walakin natamayyazu.."

1 komentar:

Fifilia Kusumajati mengatakan...

2 jempol buat anda kawaan.... anda berhasil menilik sesuatu yang dianggap kecil tapi membawa ibrah yang luar biasaaa...salut saluuuttt...

by; http://otakmumet.co.cc/

Designed by Posicionamiento Web | Bloggerized by GosuBlogger